Menu

Minggu, 25 Desember 2016

HIJRAH KE MADINAH SEBUAH KISAH YANG MEMBANGGAKAN



A.   Sebab-Sebab Rasulullah Hijrah
Setelah  Nabi  Muhammad  saw.  berdakwah  secara  terang-terangan,  hantaman dan  siksaan  dari  kafir  Quraisy  mulai  meningkat.  Berbagai  cara  dilakukan  kafir Quraisy  agar Nabi Muhammad saw. tidak meneruskan dakwahnya.
Bertahun-tahun  Nabi  Muhammad  saw.  menyerukan  Islam  di  Mekah,  tetapi hasilnya hanya sedikit yang mengikuti ajaran-Nya. Pada saat Nabi Muhammad saw. membutuhkan dorongan dan motivasi dari orang-orang terdekatnya, justru isterinya, Siti  Khadijah  dan  pamannya,  Abu  Thalib,  berpulang  ke  rahmatullah  dalam  waktu yang  hampir  bersamaan.  Kehilangan  kedua  orang  tersebut  merupakan  masalah serius bagi Nabi Muhammad saw. dalam menjalankan dakwah Islamiyah di Mekah. Peristiwa sangat menyedihkan ini kemudiaan disebut tahun duka cita (amul huzni).
Di  tengah  kesedihannya,  Nabi Muhammad  saw.  mengalami peristiwa  luar  biasa,  yaitu Isra’ Mi’raj.  Peristiwa  itu  terjadi setahun  sebelum  Hijrah  ke Madinah,  tepatnya  27  Rajab 621  M.  Pada  peristiwa  itu  AllahSwt.  memperlihatkan  tanda-tanda keagungan  dan  kekuasaan-Nya sebagai  penghibur  bagi  Nabi Muhammad  saw.  yang  sedang dirundung kesedihan. Peristiwa ini memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada Nabi Muhammad saw. Pada peristiwa tersebut, Nabi Muhammad saw. menerima perintah shalat 5  waktu dalam sehari semalam.
Setelah Isra’  Mi’raj Nabi  Muhammad  saw.  meneruskan  dakwahnya  dan mengabarkan peristiwa yang dialaminya. Kabar itu membuat kafir Quraisymenganggap Nabi Muhammad  saw. telah  melakukan  pembohongan. Usaha-usaha  pembunuhan terhadap Nabi Muhammad saw. dan pengikutnya terus digalakkan.Setelah  Allah  Swt.  menyuruhnya  untuk  hijrah,  maka  Nabi Muhammad  saw. pun  melaksanakan Hijrah ke Madinah.
B.   Berita Gembira dari Kota Yasrib
Awalnya, pada tahun 620 M Nabi Muhammad saw. bertemu 6 orang Yasrib dari  Kabilah  Khazraj  yang  berziarah  ke  Mekah.  Dalam  pertemuan  tersebut,  Nabi Muhammad saw. mengajak mereka untuk masuk Islam. Mereka menyambut dengan baik ajakan itu dan menyatakan masuk Islam. Mereka pula yang memberitahukan tentang Islam kepada masyarakat Yasrib  lainnya.
Pada  tahun  621  M,  seorang  muslim  Yasrib  beserta  6  orang  teman  yang  lain sebagai  utusan  Kabilah  Khazraj  dan  Aus  mendatangi  Nabi  Muhammad  saw. Keenam  orang  tersebut  masuk  Islam  dan  melakukan  perjanjian  di  tempat  yang bernama  Aqabah.  Isi  perjanjiannya:  “Kami  tidak  akan  mempersekutukan  AllahSwt. dengan sesuatu yang lain. Kami tidak akan mencuri, berzina, dan membunuh anak-anak.  Kami  tidak  akan  saling  memfitnah  dan  kami  tidak  akan  mendurhakai Nabi Muhammad saw.
Selanjutnya,  pada  622  M,  orang-orang  Yasrib  datang  lagi  dengan  maksud mengadakan  perjanjian  Aqabah  2  sekaligus  mengundang  Nabi Muhammad  saw. untuk berhijrah ke Yasrib. Perjanjian Aqabah 2, diikuti 75 orang Yasrib dan Nabi Muhammad saw. yang didampingi pamannya, Hamzah. Isi perjanjian sama dengan yang sebelumnya, tetapi jumlah peserta yang memeluk agama Islam semakin banyak. Dalam dua kali perjanjian yang terjadi, Nabi Muhammad saw. mendapatkan pesan bahwa Islam telah siap berkembang pesat di Yasrib. Kenyataan ini membuat Nabi Muhammad saw. memerintahkan para pengikutnya untuk hijrah ke Yasrib dengan sembunyi-sembunyi. Sementara Nabi Muhammad saw. bertahan di Mekah bersama Abu Bakar dan Ali bin Abi  Thalib.
Rencana  hijrah  Nabi  Muhammadsaw. didengar oleh kafir Quraisy. Kaum Quraisy  pun  akhirnya  merencanakan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad saw.Kafir Quraisy khawatir Islam akan berkembang di Yasrib. Mereka menyuruh para  pemuda  untuk  mengepung  rumah Nabi Muhammad saw. karena khawatir akan  lari.  Pada  malam  itu  pula.  Nabi Muhammad  saw.  membisikkan  kepada Ali bin Abi Thalib supaya memakai selimut beliau dan berbaring di tempat tidurnya. Atas izin Allah Nabi Muhammad saw. berhasil keluar dari rumahnya dengan selamat.
Tidak  lama  setelah  Nabi  Muhammad  saw.  meninggalkan  rumahnya, para  pemuda  terbangun  dan  masuk  ke  rumah  beliau  dengan  penuh  nafsu untuk  membunuh.  Akan  tetapi,  mereka  hanya  mendapatkan  Ali  bin  Abi Thalib  yang  sedang  tidur.  Mereka  kecewa  dan  tidak  percaya  dengan  segala hal  yang  terjadi.  Hal  ini  terjadi  hanya  karena  pertolongan  Allah  Swt.
C.   Perjalanan Hijrah Rasulullah Saw.
Menjelang larut malam, Nabi Muhammad saw. menuju ke rumah Abu Bakar dan mengajaknya hijrah. Kedua orang itu kemudian keluar dari jendela pintu belakang dan terus bertolak ke arah selatan menuju Gua tsur. Jalan yang ditempuh oleh mereka adalah jalan yang tidak mungkin dilewati manusia. Hal ini dilakukan supaya para pemuda Quraisy yang mengejar tidak menyangka mereka melalui jalan itu.
Dalam perjalanannya, mereka berdua sempat bersembunyi di Gua tsur selama tiga hari tiga malam. Tidak ada seorang pun yang mengetahui tempat persembunyian itu selain Abdullah bin Abu Bakar, kedua orang puterinya, Aisyah dan Asma, dan pembantu  mereka  ‘Amir  bin  Fuhaira.  Tugas  Abdullah  adalah  mencari  informasi tentang rencana kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad saw. Pada malam hari ia menyampaikan informasi tersebut kepada Nabi Muhammad saw. beserta ayahnya.
Pada hari ketiga, mereka berdua sudah mengetahui bahwa situasi sudah tenang, mereka  berangkat  dan  melanjutkan  perjalanan  dengan  perbekalan  yang  diberikan oleh  putrinya.  Supaya  aman  dalam  perjalanan,  Nabi  Muhammad  saw.  dan  Abu Bakar  mengambil  jalan  yang  tidak  pernah  dilalui  manusia.  Abdullah  bin  Uraiqit dari Banu Du’il diminta sebagai penunjuk jalan. Keduanya membawa NabiMuhammad saw. dan Abu Bakar dengan hati-hati sekali ke arah selatan kemudian menuju Tihama di dekat pantai Laut Merah.
Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar beserta penunjuk jalannya itu sepanjang malam dan siang berada di atas kendaraan. Tidak lagi mereka pedulikan kesulitan dan rasa lelah. Mereka hanya percaya bahwa Allah Swt.  akan menolong mereka.
Orang Quraisy mengadakan sayembara, siapa saja yang dapat membawa Nabi
Muhammad saw, hidup atau mati, hadiah besar dan jabatan tinggi menantinya. Hal ini menarik hati masyarakat pada waktu itu, termasuk Suraqa bin Malik yang sudah mengetahui perjalanan Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar. Tidak lama kemudian Suraqa bin Malik  mendatangi tempat  yang  dimaksud  dan  dia menemukan  Nabi  Muhammadsaw.  beserta  kedua  temannya yang sedang beristirahat di sebuah batu  besar  sambil  menyantap bekal yang diberikan oleh Asma, putri Abu Bakar.
Setiap kali Suraqa bin Malik mendekati  rombongan  Nabi Muhammad saw. kudanya selalu tersungkur.  Hal  itu  berulang sampai  empat  kali.  Suraqa  yang  percaya  kepada  dewa  berpikir  bahwa  itu  adalah pertanda buruk  sehingga dia mengurungkan niatnya dan kembali ke Mekah.
Selama  tujuh  hari  terus-menerus  mereka  berjalan.  Mereka  hanya  beristirahat di bawah panas membara musim kemarau dan berjalan lagi sepanjang malam mengarungi  lautan  padang  pasir.  Hanya  karena  adanya  ketenangan  hati  kepada Allah Swt.  membuat  hati  dan  perasaan  mereka  terasa  lebih  aman.  Mereka  selalu yakin bahwa Allah Swt.  akan selalu bersama mereka.
Di tengah perjalanan menuju Madinah, Rasulullah saw. singgah di Quba’, sebuah desa yang terletak dua mil di selatan Madinah. Di sana beliau membangun sebuah masjid.  Masjid  ini  menjadi  masjid  pertama  dalam  sejarah  Islam.  Beliau  singgah di  sana  selama  empat  hari  untuk  selanjutnya  meneruskan  perjalanan  ke  Madinah. Pada hari Jumat pagi, beliau berangkat dari Quba’ dan tiba di perkampungan Bani Salim bin Auf tepat pada waktu shalat Jumat. shalat-lah beliau di sana. Inilah shalatJumat pertama dalam Islam. Khotbahnya pun  merupakan khotbah yang petama.
Nabi  Muhammad  saw.  dan  Abu  Bakar  tiba  di  Madinah  pada  tanggal  12 Rabiul  Awal.  Kedatangan  beliau  telah  dinanti-nanti  masyarakat  Madinah.  Pada hari kedatangan Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar, masyarakat Madinah sudah menunggu di jalan yang akan dilalui Nabi Muhammad saw., lengkap dengan regu genderang.  Mereka  mengelu-elukan  Nabi Muhammad  saw. dan  genderang  pun gemuruh  diselingi  nyanyian  yang  sengaja  digubah  untuk  keperluan  penyambutan itu. “Bulan purnama telah muncul di tengah-tengah kita, dari celah-celah bebukitan. Wajiblah  kita  bersyukur  atas  ajakannya  kepada  Allah  Swt.  Wahai  orang  yang dibangkitkan untuk kami, kau datang membawa sesuatu yang wajib ditaati.” Itulah syair penyambutan Nabi Muhammad saw.  di Madinah.
D.   Dakwah Nabi Muhammad Saw. di Madinah
Setelah sampai di Madinah, Nabi Muhammad saw.  mulai membuat program
kerja dan melaksanakannya seperti yaitu membangun masjid, mempersaudarakan
antara Muhajirin dan Anshar,  dan membuat perjanjian dengan penduduk Madinah.
Langkah pertama, membangun masjid. Pembangunan masjid segera dimulai dan seluruh  umat  Islam  ikut  ambil  bagian  sehingga  berdiri  sebuah  masjid  berdinding bata, berkayu batang kurma, dan beratap daun kurma. Masjid  yang  dibangun  Rasulullah  saw.  bersama-sama  kaum  Muhajirin  dan Anshar tidak hanya berfungsi untuk shalat semata, akan tetapi untuk seluruh kegiatan Nabi di Madinah. Di antara fungsi masjid pada zaman Nabi adalah sebagai tempat mempersatukan umat, bermusyawarah tentang perkembangan Islam, mengkaji ilmu agama, bahkan sebagai pusat pemerintahan setelah Rasulullah dipilih s ebagai pemimpin di Madinah.
Seluruh  aktivitas  masyarakat Madinah  dipusatkan  di  masjid. Itulah fungsi masjid yang sebenarnya sudah dibangun oleh Rasulullah saw. Bagaimana dengan masjid sekarang ? Apakah  hanya  berfungsi  sebagai tempat shalat belaka ?  Kalian  harus bisa memfungsikan masjid di tempat tinggal  kalian,  termasuk  masjid sekolah  sebagaimana  fungsi  masjid pada zaman Nabi Muhammad saw.
Langkah  berikut  Nabi  Muhammad  saw.  adalah  mempersaudarakan  antara
orang-orang Muhajirin dengan Anshar. Muhajirin adalah  orang  yang  hijrah  dari
Mekah  ke  Madinah,  sedangkan Anshar adalah  orang  Madinah  yang  menyambut kedatangan  kaum Muhajirin.  Setiap  orang Anshar mengakui  orang Muhajirinsebagai saudaranya sendiri. Mereka mempersilakan saudaranya tinggal di rumah dan memanfaatkan segala fasilitas yang ada di rumah tersebut. Di antara para sahabat yang dipersaudarakan adalah:
No.
Muhajirin
Anshar
1.
Abu Bakar
Kharijah bin Zuhair
2.
Umar bin Khathab
Itban bin Malik
3.
Bilal bin Rabah
Abu  Ruwaihah
4.
Amir bin Abdillah
Sa’ad bin Muadz
5.
Abdul  Rahman bin Auf
Sa’ad bin Rabi’
6.
Zubair bin Awwam
Salamah bin Salamah
7.
Usman bin Affan
Aus  bin Tsabit
8.
Thalhah bin Ubaidillah
Ka’ab bin Malik
9.
Abu  Huzaifah bin Utbah
Ubbah bin Bisyr
10.
Ammar bin Yasir
Huzaifah bin Al  Yaman
Langkah  ini  mendapat  simpati  seluruh  lapisan  masyarakat  Madinah. Orang-orang  Muhajirin  merasa  nyaman  dan  tenteram,  meskipun  bukan  tinggal  di  rumah sendiri. Mereka melakukan kegiatan dan interaksi dengan penduduk Madinah dan saling menolong sehingga suasana Madinah menjadi indah dan menyenangkan.
Selanjutnya,  Nabi  Muhammad saw.  merumuskan  piagam  yang  berlaku  bagi seluruh  kaum  muslimin  dan  orang-orang  nonmuslim  di  Madinah,  yang  kemudian disebut “Piagam Madinah”. Adapun  isi piagam Madinah antara lain:
1.  Kaum Yahudi bersama kaum muslimin wajib turut serta dalam peperangan.
2.  Kaum Yahudi dari Bani Auf  diperlakukan sama kaum muslimin.
3.  Kaum  Yahudi  tetap  dengan  Agama  Yahudi  mereka,  dan  demikian  pula dengan kaum muslimin.
4.  Semua kaum Yahudi dari semua suku dan kabilah di Madinah diberlakukan sama dengan kaum Yahudi Bani Auf.
5.  Kaum Yahudi dan muslimin harus  saling tolong menolong dalam memerangi atau menhadapi musuh.
6. Kaum Yahudi dan muslimin harus senantiasa saling berbuat kebajikan dan saling mengingatkan ketika terjadi penganiayaan atau kedhaliman.
7.  Kota Madinah dipertahankan bersama dari serangan pihak luar.
8.  Semua penduduk Madinah dijamin keselamatanya kecuali bagi yang berbuat jahat.
Perlu  diketahui,  bahwa  di  Madinah  tidak  hanya  orang-orang  Islam  saja yang tinggal, tetapi di sana terdapat pula orang-orang nonmuslim. Agar terjadi hubungan yang harmonis, saling menghormati, toleransi, dan menjaga lingkungan di Madinah, maka harus ada kesepakatan bersama. Piagam inilah yang oleh Ibnu Hisyam disebut sebagai undang-undang dasar negara dan pemerintahan Islam yang pertama. Isinya mencakup, antara lain,  perikemanusiaan,  keadilan  sosial,  toleransi  beragama,  dan gotong royong.

Dengan program-program cerdas yang dilakukan Nabi Muhammad saw., Madinah menjadi daerah yang sangat maju baik peradaban maupun kebudayaannya sehingga terkenalah dengan sebutan al-Madinah al-Munawarah (kota yang bercahaya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar