A. Ayo
Shalat Berjamaah
Tahukah
kamu apakah shalatberjamaah itu ? shalat berjamaah adalah shalatyang dikerjakan
oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama dan salah seorang dari mereka
menjadi imam, sedangkan yang lainnya menjadi makmum.Nah, shalat lima waktu yang
kita lakukan sangat diutamakan untuk dikerjakan secara berjamaah,
bukan sendiri-sendiri (munfarid).
Kalian perlu tahu bahwa hukum shalat wajib berjamaah
adalah sunnah muakkadh, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan. Bahkan,
sebagian ulama mengatakan
hukum shalat berjamaah adalah
fardhu kifayah.
Keutamaan
shalat berjamaah bila dibandingkan shalat munfaridadalah dilipatkan 27 derajat. Hadis Rasulullah saw. :
“Dari Ibnu
Umar r.a., Rasulullah saw. bersabda,
“shalat berjamaah lebih utama dibandingkan
shalat sendirian dengan dua puluh tujuh
derajat.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Keistimewaan
lain bagi orang yang rajin shalatberjamaah adalah akan dibebaskan oleh Allah
Swt. dari api neraka. Perhatikan
keterangan dari hadis berikut ini.
“Dari Anas
bin Malik r.a.,
dari Nabi Muhammad
saw., sesungguhnya beliau bersabda: “Barangsiapa
shalat di masjid
dengan berjamaah selama
empat puluh malam, dan
tidak pernah tertinggal
pada rakaat pertama
dari shalat Isya,
maka Allah akan membebaskan
baginya dari api neraka.”
(H.R. Ibnu Majah).
Apakah
kalian ingin mengetahui lebih jauh mengenai shalatberjamaah? Bacalah pembahasan
berikut ini.
1. Syarat Sah Shalat
Berjamaah
Shalat
berjamaah sah apabila memenuhi syarat
sebagai berikut :
a. Ada imam.
b. Makmum berniat untuk
mengikuti imam.
c. Shalatdikerjakan
dalam satu majelis.
d. Shalat makmum sesuai
dengan Shalatnya imam.
Kedudukan
imam dalam shalat berjamaah sangat penting. Dia akan menjadi pemimpin seluruh
jamaah shalat sehingga untuk menjadi
imam ada syarat
tersendiri. Syarat yang
dimaksud adalah :
a. Mengetahui syarat dan rukun shalat, serta
perkara yang membatalkan shalat,
b. Fasih dalam membaca ayat-ayat al-Qur'an,
c. Paling luas wawasan agamanya dibandingkan
yang lain,
d. Berakal sehat,
e. Ballig,
f. Berdiri pada posisi paling depan,
g. Seorang
laki-laki (perempuan juga
boleh jadi imam
kalau makmumnya perempuan semua),
dan
h. Tidak sedang bermakmum kepada orang lain.
Sedangkan
syarat-syarat menjadi makmum adalah seperti berikut.
a. Makmum berniat mengikuti imam,
b. Mengetahui gerakan shalatimam,
c. Berada dalam satu tempat dengan imam,
d. Posisinya di belakang imam, dan
e. Hendaklah shalat makmum sesuai dengan shalat
imam, misalnya imam shalat asar makmum juga shalat asar
2. Makmum Masbuq
Makmum
Masbµq adalah makmum yang tidak
sempat membaca surat al-fatihah bersama imam di rakaat
pertama. Lawan katanya adalah makmum muwafiq, yakni makmum
yang dapat mengikuti seluruh rangkaian shalat berjamaah
bersama imam.Jika kalian dalam
kondisi ketinggalan berjamaah
seperti ini, perlu kecermatan dalam tata cara menghitung jumlah rakaat. Untuk
itu, perhatikan beberapa ilustrasi peristiwa berikut. Penjelasan ini sangat
penting, siapa tahu kalian mengalaminya:
Ilustrasi 1
Pada saat
makmum datang untuk
berjamaah shalat asar, imam masih
berdiri pada rakaat pertama. Makmum berniat, takbiratul ihram,dan
membaca al-Fatihah. Namun, sebelum selesai membaca al-Fatihahimam rukuk, maka
dalam keadaan ini makmum harus segera
rukuk mengikuti imam
tanpa harus menyelesaikan
bacaan al-Fatihah. Makmum semacam
ini masih dinyatakan
mendapatkan seluruh rakaat bersama imam.
Jadi, Pada saat
imam menutup shalat dengan salam,
makmum tersebut ikut salam.
Ilustrasi 2
Pada saat
makmum datang untuk
berjamaah shalat 'Asar, imam sedang
rukuk untuk rakaat pertama. Makmum berniat, takbiratul ihram, dan
membaca al-Fatihah meskipun hanya satu
ayat. Lalu, makmum
segera rukuk mengikuti
imam tanpa harus menyelesaikan
bacaan al-Fatihah. Makmum
semacam ini masih
dinyatakan mendapatkan
seluruh rakaat bersama
imam. Jadi, pada
saat imam menutup shalatdengan salam, makmum tersebut
ikut salam.
Ilustrasi 3
Pada saat
makmum datang untuk
berjamaah shalat asar,
imam sedang i‘tidalatau sujud
untuk rakaat pertama. Makmum berniat, takbiratul ihram, dan langsung i‘tidal
atau sujud bersama
imam. Pada saat
imam menutup shalat dengan salam, makmum berdiri lagi untuk menambah
kekurangan rakaat yang belum selesai.
3. Halangan shalat
Berjamaah
Shalat
berjamaah dapat ditinggalkan,
kemudian melakukan shalat
sendirian
(munfarid). Faktor yang menjadi halangan itu adalah :
a. Hujan yang mengakibatkan susah menuju ke
tempat shalatberjamaah,
b. Angin kencang yang sangat membahayakan,
c. Sakit yang mengakibatkan susah berjalan
menuju ke tempat shalat berjamaah,
d. Sangat ingin buang air besar atau buang air
kecil, dan
e. Karena baru makan makanan yang baunya sukar
dihilangkan, seperti bawang, petai, dan jengkol.
B. Tata
Cara ShalatBerjamaah
Berdasarkan
ketentuan di atas, praktik shalatwajib berjamaah adalah sebagai berikut.
1. shalat berjamaah diawali
dengan adzn dan iqamah, tetapi
kalau tidak memungkinkan cukup dengan iqamah saja.
2. Barisan shalat (shaf) di
belakang imam diisi oleh
jamaah laki-laki, sementara
jamaah perempuan berada di belakangnya.
3. Di
dalam melaksanakan shalat berjamaah
seorang imam membaca bacaan shalat ada yang nyaring (jahr) dan ada yang
dilirihkan (sir). Bacaan yang dinyaringkan adalah:
a. Bacaan takbiratul ikhram, takbir intiqal,
tasmi’,dan salam;
b.
Bacaan al-Fatihah dan ayat-ayat al-Qur'an
pada dua
rakaat pertama shalatMagrib,
Isya, dan Subuh. Begitu juga dengan shalat Jumat, gerhana, istisqa, ’idain (dua
hari raya), Tarawih dan Witir;
c.
Bacaan amin bagi
imam dan makmum
setelah imam selesai membaca al-fatihahyang dinyaringkan.
4. Makmum
harus mengikuti gerakan
imam dan tidak
boleh mendahului gerakan imam;
5.
Setelah salam, imam
membaca dzikir dan doa bersama-sama
dengan makmum atau membacanya
sendiri-sendiri.
C. Pembiasaan
Shalat Berjamaah
Perbandingan
pahala antara shalat sendirian dan dengan shalatberjamaah, yaitu satu
berbanding 27 derajat. Hal ini karena shalat berjamaah memiliki keutamaan,
yaitu:
1. Menjalin silaturahmi antarsesama;
2. Mengajarkan hidup disiplin, saling mencintai,
dan menghargai;
3. Menjaga persatuan, kesatuan, dan kebersamaan;
4. Menahan dari kemauan sendiri (egois);
5. Mengajarkan kepatuhan seorang muslim kepada
pimpinannya.
Sikap kecintaan
kepada shalat berjamaah
dapat diwujudkan melalui
perilaku sebagai berikut.
1. Ketika masuk
waktu shalat segera menuju ke
masjid dan mengumandangkan atau mendengarkan adzan.
2. Ketika mendengar adzan segera menuju masjid.
3. Mengajak teman-temannya untuk shalat
berjamaah.
4. Suka
menjalin tali silaturahmi antara sesama di masjid.
5. Senang mendatangi majelis taklim untuk
menuntut ilmu agama.
6.
Tidak suka membeda-bedakan status
sosial seseorang, karena kedudukannya sama di hadapan Allah
Swt.
7.
Taat kepada pimpinan selama tidak melakukan kesalahan. Apabila pimpinan salah kita
wajib mengingatkan ke
jalan yang benar,
temasuk di dalam
taat kepada kedua orang tua dan guru.
8. Menjaga persatuan dan kesatuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar